Tuesday, August 14, 2007

Efek Domino Kenaikan BBM

Sebenarnya aq tak ingin lagi untuk memikirkan negara ini,akan tetapi kepalaku susah untuk diajak kompromi. Kejadian-kejadian yang kurasakan setiap hari,ocehan dan rintihan rakyatku membuat batinku memaksa jari-jamari yang kecil ini untuk segera menekan tuts di keypad computerku.
Kenaikan harga BBM yang diumumkan per tgl 1 Oktober lalu cukup menghentakkan dan mengosongkan darah yang ada di kepala.Kenaikan BBM diluar perkiraan dan isu yang berkembang pra-30 Sept. 2005.
       Aq mulai menganalisa langkah-langkah serta kebijakan pemerintah pasca 1 Okt.2005 serta efek domino yang akan ditimbulkan akibat kenaikan harga BBM yang diluar batas kemanusiaan dan kemampuan rakyat Indonesia.
Kebijakan pemerintah adalah slah satunya sperti iklan Depkominfo ( Departemen Komunikasi dan Informasi ) memberikan subsidi kepada kaum miskin sebesar Rp 300.000,- / triwulannya kepada 15,5 juta rakyat Indonesia.
Analisa saya, apakah dengan pemberian subsidi sebesar itu sudah dapat memberikan peluang / jaminan hidup bagi rakyat miskin dalam memenuhi kehidupannya sehari-hari.Dimana kita mengetahui bahwa kenaikan seluruh harga bahan pokok dan bidang usaha lainnya termasuk jasa,sudah pasti akan ikut melonjak mengikuti kenaikan harga BBM tersebut. Tidak ada seorangpun (pengusaha,pedagang,pemilik industri ) dari seluruh rakyat Indonesia bahkan seorang ultra Nasionalis sejatipun yang masih menetapkan harga barangnya sesuai dengn harga sebelum kenaikan BBM terjadi.
Dan satu lagi pertanyaan yang memusingkan saya,apakah pemerintah telah memikirkan efek dari pemberian subsidi langsung tersebut kepada hanya 15,5 juta kaum miskin sedangkan data dari BPS ( Biro Pusat Statistik ) jumlah rakyat miskin di Indonesia sebesar 60juta jiwa (lebih kurang,-red). Berarti sisa rakyat miskin yang tidak memperoleh subsidi berjumlah 45,5 juta jiwa. Bukankah golongan ini dapat melahirkan embrio ketidak stabilan keamanan Nasional ?? Yang jika dimanfaatkan akan menjadi sebuah kekuatan yang maha dahsyat untuk ' menggoyang ' pemerintahan.
Dan bagaimana lagi dengan bertambahnya rakyat miskin akibat kenaikan harga tersebut ???
Efek domino lainnya adalah semakin berkurangnya daya beli masyarakat, akibat yang ditimbulkan dari berkurangnya daya beli masyarakat adalah semakin tingginya angka inflasi di republik ini.
Saat ini saja angka inflasi sudah mencapai 11%, dan sangat terbuka kemungkinan angka inflasi menembus 15%. Jika hal ini terjadi, maka welcome to the jungle...lah kita.
Hal tersebut dimungkinkan karena semakin berkurangnya daya beli masyarakat, maka akan mengakibatkan semakin berkurangnya daya saing produk Indonesia terhadap produk buatan negara lainnya di pasaran Internasional. Mengapa?? karna harga produksi barng di Indonesia jauh lebih besar di bandingkan dengan harga ( cost ) produksi di negara lain.
Dan sdah barang tentu, lonjakan tingkat pengangguran akan semakin bertambah saja....
Efek domino ini tidak hanya berhenti sampai disini saja, yang paling saya khawatirkan adalah semakin melemahnya nilai tukar mata uang republik ini ( Rupiah,-red) terhadap mata uang negara asing lainnya. Dikarenakan sistim nilai tukar mata uang kita ditentukan berdasarkan pasar ( market ) bukannya sistim flat (tetap).Pasar / market merupakan sekumpulan besar orang-orang/pelaku  perdagangan yang terbuka dalam arti, seluruh dunia dapat melakukan perdagangan jual - beli mata uang rupiah.Dan sifat pelaku / orang-orang tersebut dalam bahasa sederhananya adalah melakukan proses jual atawa beli berdasarkan sebuah keuntungan belaka. Jadi harga bergerak naik atau turun / menguat atau menurun semata-mata ditentukan oleh needs and demand. Dan biasanya pasar cendrung memperhatikan indokator stabilitas & keamanan suatu negara,tingkat pengangguran suatu negara, tingkat inflasi suatu negara,tingkat suku bunga suatu negara dlam menentukan posisinya. Dan berdasrkan hal tersebut diataslah kekhawatiran saya timbul,dimana stabilitas dan keamanan Indonesia pasca kenaikan BBM lebih mengarah kepada " tidak terjamin " , dan tingkat pengangguran sudah pasti akan bertambah besar, dan tingkat inflasi  pastinya akan mengikuti  yang lain untuk bertambah besar,serta tingkat suku bunga  ya..setali tiga uang.
Dari analisa diatas, tentunya  pelaku pasar akan mengambil  profit taking, dan menyebabkan nilai mata uang kita akan semakin melemah dan akan semakin terpuruk saja...
Apakah dengan dana cadangan pemerintah, sanggup meng-intervensi pasar ?? saya tidak yakin,dengan melihat bagaimana cara kerja pasar global tersebut bekerja..
Dan efek yang terakhir yagn dapat saya bayangkan adalah semakin terpuruklah Republikku ini kejurang yang lebih dalam lagi..."kebangkitan Indonesia" yg digadang2-kan oleh SBY-Kalla tidak akan terwujud..
Penderitaan rakyat miskin,penderitaan kita akan semakin berlanjut & semakin dlam..
Dan hanya segelintir rakyat Indonesia saja yang masih tersenyum bahkan semakin bersyukur kepada Allah ats karunia dan rejeki yang diberikan kepadanya. ( Golongan orang "the-have",yang menikmati keuntungan melemahnya nilai mata uang rupiah.karna mereka adlah salah satu pelaku pasar.) Dan mereka tidak boleh kita salahkan...jadi siaPa sing sAlAh ????



repost tulisan Okt 2005

0 comments:

 
© Copyright by OLIVER EKACAKRA  |  Template by Blogspot tutorial