Sunday, May 31, 2009

PDP,lebih dari sekedar Parpol


Pemilu Legislatif 2009 menyisakan banyak cerita,perolehan suara PDP secara Nasional hanya sekitar 0,86% membuat kita kader-kader PDP tercengang dan seakan-akan tidak percaya akan hal ini,marah sedih dan kecewa terhadap proses PEMILU kali ini,mulai dari kecurangan DPT yang dilakukan oleh pemerintah selaku penanggung jawab PEMILU hingga banyaknya suara-suara PDP yang dicuri oleh partai-partai lain.Terlepas dari itu semua,nasi sudah menjadi bubur,sejarah telah mencatat bahwa PDP tidak lolos Parlementiary Threshold dan sejarah pula yang mencatat PDP berubah status dari Partai baru yang potensial menjadi Partai ‘Gurem’.Dengan catatan sejarah diatas yang menjadi pertanyaan bagi kita kader-kader PDP adalah apakah Partai ini akan terus berkiprah dan melanjutkan perjuangannya?Sebelum menjawab ada baiknya kita melakukan flashback terhadap perjalanan PDP .

PDP dan sejarah singkat perjalanannya

Dimulai dari 1 Desember 2005 disaat PDP dilahirkan dari sebuah proses antithesa terhadap kepemimpinan sebuah organisasi partai politik terbesar di negeri ini sehingga melahirkan sebuah gerakan moral,gerakan pembaruan dan berkembang menjadi sebuah gerakan massive hingga keseluruh pelosok tanah air yang menginginkan adanya sebuah pembaruan didalam system organisasi Partai Politik.Sistem Pimpinan Kolektif kemudian diperkenalkan menjadi sebuah solusi terhadap kebuntuan system prerogative sang Ketua Umum yang dianggap “mengebiri” proses demokrasi itu sendiri dan pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi dari sebuah Partai Politik yang berlabelkan Demokrasi.
Seiring perjalanan waktu,PDP dengan system kolektif kolegialnya banyak mendapat hambatan yang cukup serius didalam usaha mengembangkan Partai dan menjalankan visi dan misi perjuangannya.Nahkoda PDP,Ir Laksamana Sukardi mulai disorot dan dijadikan “target operasi” para kompetitor PDP didalam menghancurkan Partai ini. Berbagai kasus direkayasa untuk mejerat serta ‘membunuh’ karakter Sang Nahkoda yang kesemuanya ini ditujukan untuk mematikan dan mengerdilkan PDP. Yang paling mencolok adalah dijadikannya Ir Laksamana Sukardi sebagai tersangka dalam kasus penjualan VLCC oleh pansus DPR RI,masih segar dalam ingatan kita bersama bagaimana begitu emosionalnya Gayus Lumbuun salah seorang anggota Pansus menyebut – nyebut nama Ir Laksamana Sukardi sebagai tersangka kasus penjualan VLCC yang katanya merugikan Negara.Dan meminta Kejagung untuk mengusut serta menahan Sang Nahkoda ke dalam penjara.Banyak pihak yang mencibir langkah politisi senayan ini,yang telah melampui kewenangannya sebagai anggota dewan yang terhormat.Kasus ini membuat proses konsolidasi Partai tersendat-sendat,tetapi tidak menyurutkan simpati masyarakat terhadap keberadaan PDP,seiring perjalanan waktu akhirnya kebenaran adalah kebenaran,Kejaksaan Agung tidak menemukan adanya unsur korupsi dalam kasus penjualan VLCC.
Ir Laksamana Sukardi terbebas dari segala tuduhan dan nama baiknya direhabilitasi.Tuhan tidak pernah tidur,kasus yang dialami Laksamana ini metahbiskan beliau sebagai tokoh bebas korupsi.Belum pernah ada tokoh yang dinyatakan tidak bersalah dari KPK dan Kejagung dibumbi politisasi DPR untuk kasus yang sama.Sudah seharusnya kader PDP berbangga hati dengan hal ini,pilihan kita tidak salah.
Usai kasus ini PDP berkonsentrasi terhadap Pemilihan Legislatif 2009,Rakernas pun dilakukan di Surabaya Jawa Timur dan menghasilkan beberapa kebijakan,program partai hingga usulan dari PKP-PKP untuk mencapreskan Nahkoda Pembaruan Ir H. Laksamana Sukardi untuk tahun 2009.Tampaknya cobaan –cobaan terus menghampiri PDP,lepas dari kasus yang menjerat Koordinator PKN timbul cobaan lainnya disaat Partai ini tinggal beberapa bulan lagi ikut dalam Pemilu tanggal 9 April 2009,pencapresan Laksamana Sukardi ditunda sampai menunggu hasil Pileg tanggal 9 april 2009.Hal ini merupakan pukulan berat bagi PDP sebagai sebuah Partai,rasanya belum pernah ada satu partaipun yang pernah melakukan kebijakan seperti ini.Dikalangan simpatisan banyak mempertanyakan kapabilitas Partai ini dan banyak masyarakat yang mendukung PDP menarik kembali dukungannya dikarenakan PDP dianggap sebagai “partai main-main” dan tidak mempunyai sikap.Dibalik kasus ini ada permainan dari segelintir anggota PKN yang juga Plh Partai yang dengan sengaja menciptakan kekisruhan,ini semakin transparan kelihatan ketika Ketua Plh PKN dalam konprensi persnya menyatakan bahwa PDP merupakan saudara muda dan menerima Demokrat sebagai saudara tua disaat menerima Ketua Umum Partai Demokrat,jika dilihat dari komunikasi politiknya tentunya pernyataan ini merupakan komunikasi yang tidak tepat.Jepang pernah menjajah Indonesia dan menguras seluruh kekayaan alam kita,dan slogan nya pada waktu itu Jepang merupakan saudara tua Indonesia.Kemudian diperparah lagi dengan sebuah pernyataan bahwa PDP dan Demokrat bekerjasama didalam saksi-saksi Pemilu,dimana saksi Demokrat akan menjadi saksi untuk PDP di TPS-TPS.
Kebijakan yang sangat strategis ini diputuskan tanpa rapat pleno PKN PDP seperti yang tertuang di dalam AD/RT PDP. Jadi jelaslah bagi kita semua mengapa PDP hanya mendapat 0,86 % suara secara Nasional.

Eksistensi PDP 2009-2014

Dari perjalanan singkat diatas,maka dapatlah kita simpulkan bahwa PDP harus tetap berkiprah untuk tahun-tahun selanjutnya.PDP dengan kolektif kolegialnya merupakan asset bangsa yang harus tetap dipertahankan dan dikembangkan.PDP dilahirkan bukan hanya untuk Pemilu 2009 saja,PDP lahir dari sebuah gerakan yang ingin melakukan Pembaruan,PDP memiliki seorang Nahkoda Pembaruan yang kapabilitas,ketokohannya tidak kalah dari tokoh Partai-partai lain,PDP memiliki visi untuk bangsa ini yang berbeda dari Partai-Partai lain diantaranya visi ekonomi yang bermazhab ekonomi Pancasila ( gombalisasi global-nya Ir Laksamana Sukardi ),PDP memiliki kepengurusan hingga di tingkatan desa dan juga memiliki ratusan anggota dewan yang tersebar diseluruh Indonesia.Fakta-fakta ini merupakan syarat-syarat sebuah Partai Politik yang besar dan harus tetap berkipah.Yang harus kita lakukan adalah disiplin didalam menjalankan AD/RT dan menjalankan roda organisasi dengan menjunjung tinggi system kolektif kolegial.Mari kita mulai melakukan program-program dan berbenah diri mulai dari sekarang. "Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan menggelorakan samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari 2 sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli. Bangsa yang rela menderita demi pembelian cita-cita." Soekarno
”Kami ingin membangun dunia di mana seharusnya setiap orang merasa bahagia”.Bung Hatta

Oliver Ekacakra



1 comments:

Anonymoussaid...

http://markonzo.edu Thank you, actual ashley furniture [url=http://jguru.com/guru/viewbio.jsp?EID=1536072]actual ashley furniture[/url], yvncajh, watch allegiant air [url=http://jguru.com/guru/viewbio.jsp?EID=1536075]watch allegiant air[/url], uerqypu, best pressure washers [url=http://jguru.com/guru/viewbio.jsp?EID=1536078]best pressure washers[/url], yyqfmnt, follow dishnetwork [url=http://jguru.com/guru/viewbio.jsp?EID=1536080]follow dishnetwork[/url], 09920, fresh adt security [url=http://jguru.com/guru/viewbio.jsp?EID=1536076]fresh adt security[/url], krydyqp,

 
© Copyright by OLIVER EKACAKRA  |  Template by Blogspot tutorial